Connect with us

Catatan Bung Nigara

Boikot Israel di Piala Dunia 2026

Published

on

BANYAK pihak yang bergumam tentang ajakan boikot Israel di Piala Dumia 2026, Amerika, Kanada, dan Meksiko. Banyak pihak yang berkata: “Mengapa dunia olahraga harus dicampur-adukan dengan dunia politik.”

Esensinya memang olahraga dan politik berbeda. Dalam dunia olahraga prestasi wajib dicapai dengan tetap menjaga sportivitas (kejujuran) dan penghormatan bagi mereka yang dikalahkan. Sementata pencapaian puncak politik, kasat mata (meski tidak seluruhnya) menghalalkan segala cara.

Tapi, sejak era Romawi dan Yunani olahraga telah digunakan untuk kepentingan politik. Saat bangsa Romawi menginvasi Yunani setelah perang Korintus (146 SM), maka seluruh daratan yang telah abad dikuasai Yunani, diambil oleh Romawi.

Untuk menghancurkan moral para Bangsawan Yunani Kuno, Romawi mengubah kebijakan olahraga tinju dari kaum bangsawan ke para budak. Tinju yang awalnya bernama Pankration atau Pygmachia/Pygme perkelahian kombinasi gulat dan memukul dengan tangan terbungkus kulit binatang (himantes) dan telah dipertandingkan di Olimpiade 668 SM.

Pertarungan hingga mati. Sang pemenang mempersembahkan lawannya untuk dewa Apollo, putra Dewa Zeus dari hasil perselingkuhannya dengan Leto. Apollo memiliki saudara kembar Artemis. Dan yang kalah juga menyerahkan ruhnya untuk para dewa itu.

Advertisement

Setelah dikuasai Romawi, para bangsawan dilarang bertinju. Dan Pankration atau Pygmachia/Pygme tidak lagi menjadi alat pemujaan. Pemenang dan yang kalah tidak lagi memiliki keterkaitan dengan Dewa Apollo. Akibatnya, runtuhlah kekuatan para bangsawan Yunani Kuno.

Di era modern, Hitler pemimpin tertinggi Jerman memakai Olimpiade Berlin 1936 untuk propaganda ras Aria. Ras yang menurutnya tertinggi, termulia, terpintar, terkuat di dunia. Hitler mengkampanyekan hal itu dengan luar biasa.

Sayang, Jesse Owens, atlet dasa lomba Amerika berkulit hitam, merontokannya. Owens yang awalnya dianggap ras terendah, hina, dan bermental budak, meraih 4 medali emas. Owens menyabet emas lari sprint 100 m putra dan 200 m. Kemudian emas dari Long Jump dan terakhir 4×100 m putra.

Indonesia menggunakan

Indonesia juga mengawali olahraga sebagai alat politik. Olimpiade London 1948 yang menolak 6 atlet kita berlaga karena Indonesia belum diakui telah Merdeka, menjawabnya dengan PON.

Namanya Pekan Olahraga Nasional, padahal pesertanya murni atlet seadanya dari sekitar Surakarta. Pedomannya, setiap negara yang mampu menggelar Pesta Olahraga Nasional, artinya negara itu telah ada dan diakui oleh masyarakatnya.

Jauh sebelum itu, Ir. Soeratin dkk, 19 April 1930 melahirkan PSSI. Meski Indonesia secara kebangsaan belum lahir, Soeratin dkk mendeklarasikan ke Indonesisannya lewat Persatoean Sepakraga (sepakbola) Seloeroeh Indonesia.

Advertisement

Itu juga yang membuat Presiden FIFA, Arthur Drewry (1954-1961) asal Inggris, mengundang PSSI. Saat itu FIFA dikenal sebagai organisasi anti apartheid, anti penjajahan. FIFA juga pernah menghukum Afrila Selatan 1961-1990 dari era Presiden FIFA Stanley Rous hingga Joao Havalange.

Indonesia juga pernah mengalami kenikmatan menjadi peserta Kejuaraan Dumia Yunior 1979. Adalah Irak juara Asia yang menolak ke Jepang karena label Piala Duni Yunior itu adalah produk Amerika. Lalu, Jepang menolak penggantinya Korea Utara karena tidak memiliki hubungan diplomatik.

Nah, di situlah akhurnya AFC Kon-Federasi Srpakbola Asia, menunjuk Indonesia. Maka Bambang Nurdiansyah, David Sulaksmono, Mundari Karya dan kawan-kawan tampil di Piala Dunia.

Tidak hanya itu, Indonesia juga diuntungkan meski politik praktis membuat kita batal jadi tuan rumah Piala Dunia U20. Setahun kemudian 2023, FIFA kembali menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah dan sekaligus peserta PD U17.

Jika saja Presiden FIFA-nya bukan Gianni Infantino, Indonesia pasti akan kembali disanksi. Sebelumnya karena dualisme dan campur tangan pemerintah pada PSSI, Indonesia di Banned. Istimewanya FIFA mengizinkan timnas U23 tetap ikut Seag Singapura 2015.

Jadi, meski falsafah utamanya antara olahraga dan politik itu berbeda, tapi fakta di depan mata, keduanya bagai mata uang, tidak terpisahkan.

Advertisement

Saya berharap Infantino, Presiden FIFA yang sempat menemui Presiden Prabowo di New York, Rabu (24/9/25) mau bersikap tegas seperti pidato Prabowo di PBB. Ya, karena 153 anggota PBB, 4 dari 5 negara pemilik hak veto: Rusia, Cina, Inggris, dan Perancis juga telah mengakui kemerdekaan Palestina, dan memutuskan bahwa Netanyahu dan kaum Zionis Israel sebagai pejahat kemanusian melakukan Genosida. Harapannya Infantino tidak abu-abu lagi.
(Dari berbagai sumber)

Semoga bermanfaat…

M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior

Copyright © 2023 Sangjuara.co.id - Memacu Glora Menuju Prestasi. All rights reserved.