Connect with us

Catatan Bung Nigara

In memoriam Wina Armada Sukardi – Antara Hidup dan Mati

Published

on

“INI antara hidup dan mati,” begitu ujar Wina Armada host Podcast Sembilan, Mei 2025.
Saya langsung menyambutnya: “Ya, ini partai hidup dan mati, Bung Wina!”

Begitu inti dialog saya saat diundang oleh sahabat Wina untuk Podcast Sembilan. Laga lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dumia 2026, Indonesia vs China, Grup C, Asia.

Laga itu bagi kedua negara sangat penting. Keduanya tak punya pilihan kecuali memenangkan pertarungan. Ya, laga itu seperti menghadi hidup atau mati. Seperti kita ketahui Timnas kita akhirnya mampu memenangkan pertarungan 1-0 lewat gol dari titik penalti oleh Ole Romeny, menit 45.

Dengan kemenangan itu, timnas kita bisa terus berlannut ke putaran keempat. Saya dan Bung Wina serta kita semua berharap timnas kita juga bisa lolos di putaran keempat. Dan, akhirnya bisa lolos ke Piala Dunia Amerika, Kanada, dan Meksiko 2026.

Kamis (3/7/25) sore, saat saya menerima WA terusan dari istri saya, Wina Armada, telah berpulang. Dua hari sebelumnya, sahabat saya Atal Depari menceritakan bahwa Wina sudah dalam keadaan koma.
“Pantas WA saya tidak diresponnya, ” tukas saya.

Advertisement

Laga hidup dan mati itu, sekonyong-konyong muncul kembali. Ketika off line sebelum wawancara atau tepatnya ngobrol gaya modern, Wina berulang bicara soal hidup-mati. “Mungkin bisa hidup, mungkin juga bisa mati,” katanya yang saat ini saya tafsirkan sebagai aba-aba darinya soal usianya yang tak lagi panjang.

Bahkan ketika mengawali Podcast-nya Wina bertanya soal kesehatan saya, dia sendiri sesaat sebelum mulai mengatakan ada masalah kesehatannya yang belum tuntas. Tapi, kami akhiri dengan tawa panjang.

“MN, nanti saya undang lagi, bersedia ya?” katanya sesaat sebelum saya masuk ke lift.
Saya tersenyum dan terus terbayang tawa Wina yang begitu rupa.

Wina pertama saya kenal ketika kami sama-sama ikut mwngawaki Majalah berita Fokus yang bermarkas di Cipete, Jakarta Selatan. Komandan kami Masmimar Mangiang. Ya, waktu itu tahun 1983-84.

Saya tak lama berada di Fokus, karena Bang Valens Goa Doy, Redaktur Olahraga Kompas memanggil saya kembali. Saya kembali bertemu dan bersama Wina saat Bang Taeman Azam memimpin PWI dan meminta saya untuk menjadi Wakil Sekjen PWI.

Meski demikian, di banyak event saya sering berjomunikasi dengan Wina hingga akhirnya Mei 2025 menjadi pertemuan terakhir kami.

Advertisement

Saat ini, sahabat Wina telah menyatu dengan bumi. Wina sudah beristirahat dengan tenang. Selamat jalan sahabat, semoga Allah ampuni seluruh khilafmu, dan Allah tempatkan engkau di tempat terbaik.
Aamiin ya Rabb…

M. Nigara
Wartawan Senior

Copyright © 2023 Sangjuara.co.id - Memacu Glora Menuju Prestasi. All rights reserved.